taken from
annyjacoby.wordpress.com
1. Ani merasa jengkel ketika melihat foto orang tak dikenal di beranda facebooknya. Ia menemukan foto orang tak dikenalinya berkali-kali melongok dalam facebooknya. Ia tak mengenal siapa pria itu. Selain itu Ia sering mengiriminya email hanya untuk menanyakan kabar, memberinya hadiah, dan tiba-tiba handphonenya selalu berdering menampilkan nomor tak dikenal, ketika diangkat, tidak ada suara yang keluar ia benar-benar merasa terganggu dengan situasi ini. Tak berlebihan jika ia sedikit banyak trauma dengan keadaan tersebut.
2. Dave patah hati. wanita yang sangat-sangat ia sukai dan pernah ia kencan,i menolaknya. Wanita itu memilih menikah dengan pria lain. tapi ia tak putus asa, ia masih mengirimi perempuan itu bunga, hadiah, dan kadang ia masih mengungkit-ungkit masalah mereka dengan mengirimkan pesan-pesan ancaman melalui handphone kepada si wanita itu. Ia tak perduli kalau wanita itu terganggu dengan ulahnya. Dave telah gelap mata! (oh!gelap mata, teman!)
3. Budi selalu membuka twitter artis itu. Ini sudah semacam kebiasaan baginya. Hanya melongok twitter si artis, ingin tahu obrolan si artis. jika sedang lengang, ia akan mengomentari twitter si artis. Tak lebih!
Kasus pertama
orang seringkali menyebutnya dengan “korban stalker” atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan “koban penguntit”. Ani telah mengalami tindak kekerasan (harrasshment) penguntitan. Karena ia merasakan tahap ketidaknyaman atas tindakan orang tersebut.
Kasus dua
Dave bisa dikatakan sebagai seorang stalker alias penguntit. Ia tlah melakukan kekgiatan menguntit (stalking) Seseorang dikatakan penguntit jika ia adalah orang yang mengikuti sesuatu secara berulang kepada orang lain , dan tidak diinginkan dan menjadi sangat mengganggu orang lain karena menimbulkan ketidaknyamanan, dalam hal ini telah menimbulkan kekerasan (harrasemnet) atau intimidasi terhadap si korban. Mungkin agak beda-beda tipis dengan pengaggum rahasia atau secret admirer.
Kasus ketiga
Budi bisa dikatakan stalker bisa pula tidak. Jika budi telah menimbulkan ketidaknyamanan, maka ia disebut dengan penguntit. Jika ia tidak sampai menimbulkan ketidaknyamanan maka ia belum bisa dikatakan sebagai penguntit. Budi mungkin hanya terobsesi, sekedar secret admirer atau pengaggum rahasia daripada sebagai penuntit.
Stalking
Dalam wikipedia menyebutkan bahwa Stalking (menguntit) adalah istilah yang digunakan untuk sesuatu yang tidak diinginkan, atau perhatian yang berlebih (obsession) yang diberikan oleh orang lain kepada targetnya.
Stalking berupa tindakan-tindakan menguntit, mengikuti, atau memata-matai seseorang hingga memberikan ancaman yang menyebabkan ketidaknyamanan kepada orang lain. Meskipun menguntit adalah hal yang illegal dilakukan karena merugikan, namun tindakannya pada umumnya merupakan tindakan wajar, seperti menelpon, mengirim email, mengumpulkan informasi tentang target, ataupun mengirimi sms kepada targetnya.
Sebagian besar Stalker (penguntit) melakukan penguntitan adalah untuk memaksakan hubungan dengan seseorang yang tidak menginginkannya. Berbeda dengan jenis kejahatan lainnya, para stalker cenderung melakukan kejahatan dalam satu rangkaian periode. Kegiatan mulai menelpon, mengirim sms, dan lainnya yang dilakukan secara berturtan. Rata-rata yang melakukan aktivitas stalking adalah pria dan rata-rata wanita menjadi korban dari stalking.
“Menurut data Departemen Hukum di Amerika, selama setahun saja mereka telah menerima laporan bahwa 1,5 juta orang disana telah di-stalking dan lebih dari 2/3nya adalah perempuan. Juga fakta bahwa 90% wanita dibunuh oleh suami atau pasangan mereka dengan sebelumnya telah di-stalking. Perbandingannya adalah 1 diantara 12 wanita dan 1 diantara 45 pria merupakan korban stalking di Amerika. Diramalkan kira-kira 10 juta orang akan menjadi korban stalker dimasa depan. Sedangkan diantara para selebritis dan orang-orang kelas atas sendiri, satu perusahaan keamanan telah mengumpulkan lebih dari 300.000 komunikasi yang berhubungan dengan kegiatan stalking.”(psigoblog.com)
Stalker
Meloy mengatakan bahwa setiap stalker adalah seorang psikopat yang dengan kata lain mereka memiliki taraf empati pada tingkat yang rendah atau telah kehilangan akan empati itu sama sekali. Hubungan yang mereka jalani cenderung menjadi sadistis dikarenakan berdasarkan akan keinginan untuk berkuasa atas yang lainnya. Dikatakan juga bahwa hal ini berhubungan dengan kedekatan awal masa kehidupan yang mereka alami, dimana mereka tidak mendapatkan kasih sayang yang baik dari oragn-orang terdekatnya (keluarga)
Dalam wikipedia menyebutkn bahwa banyak stalker memiliki berbagai gangguan psikotik yang muncul sebelumnya, diantaranya gangguan delusi, gangguan schizoaffective dan schizophrenia. Banyak pula yang mengalami gangguan nonpsikoyik, misalnya mengalami depresi mayor, gangguan penyesuaian diri ataupun ketergantungan terhadap obat-obatan.
Gejala-gejala Stalker
Moley (psigoblog.com) menyebutkan beberapa gejala pada Stalker, yaitu
1. setelah pertemuan pertama, Stalker akan mengembangkan perasaan seperti kegila-gilaan dan menempatkan objek cinta mereka pada bentuk pemujaan.
2. Sang penguntit (stalker) kemudian akan memulai pendekatan kepada objek namun ketika hubungan itu terjadi stalker akan membuat perilaku mereka merujuk pada penolakan terhadap sang objek.
3. penolakan yang ia lakukan kemudian akan menimbulkan delusi dan kemudian stalker tersebut akan memproyeksikan persaannya kepada sang objek dalam bentuk keyakinan bahwa “dia mencintai saya juga”.
4. penguntit tersebut akan selalu mengembangkan sebuah bentuk kemarahan untuk menyembunyikan rasa malunya yang merupakan bahan bakar dari pengejaran terhadap objeknya. Sekarang ia ingin mengontrol kepada bentuk gangguan atau bahkan kekerasan.
5. Stalker memiliki keharusan dalam menyalurkan fantasi narsistisnya.
6. kekerasan adalah hal yang paling sering dilakukan ketika objek cinta dituduh bersalah sebagai bentuk dari imajinasi akan pengkhianatan.
Jenis-jenis Stalker
Beberapa sifat-sifat stalker telah dikembangkan dan menurut Dr. Michael Zona dan koleganya dari University Of Southern California School Of Medicine, Stalker muncul dalam 3 varietas dengan corak jahat dalam stalking yang terbagi dalam 4 kategori penting, sebagai berikut:
1. Obsesi Sederhana
Hal ini kebanyakan terjadi pada seorang pria dengan seorang wanita, dimana keduanya pernah berada pada keadaan keintiman seksual.
2. Cinta Obsesional
Cinta-obsesional yang dimiliki seorang Stalker cenderung kepada pemikiran tentang seseorang selebritis atau seseorang yang telah ia lihat dari kejauhan dan kemudian dia (stalker) mengembangkan kepercayaan yang tidak realistis didalam kepalanya bahwa sang target memiliki persetujuan untuk menjalin hubungan dengan dirinya.
3. Erotomania
Seseorang yang mengalami keadaan ini memiliki tingkat obsesi yang lebih ekstrim dikarenakan mereka percaya dengan yakin bahwa korban mereka memiliki perasaan cinta kepada mereka.
4. Pencari Korban Secara Acak
Menuntut gangguan dan perilaku stalking ketika tidak ada, perilaku ini biasanya terjadi pada seseorang yang memiliki gangguan kepribadian histrionik.
1. Obsesi Sederhana
Hal ini kebanyakan terjadi pada seorang pria dengan seorang wanita, dimana keduanya pernah berada pada keadaan keintiman seksual.
2. Cinta Obsesional
Cinta-obsesional yang dimiliki seorang Stalker cenderung kepada pemikiran tentang seseorang selebritis atau seseorang yang telah ia lihat dari kejauhan dan kemudian dia (stalker) mengembangkan kepercayaan yang tidak realistis didalam kepalanya bahwa sang target memiliki persetujuan untuk menjalin hubungan dengan dirinya.
3. Erotomania
Seseorang yang mengalami keadaan ini memiliki tingkat obsesi yang lebih ekstrim dikarenakan mereka percaya dengan yakin bahwa korban mereka memiliki perasaan cinta kepada mereka.
4. Pencari Korban Secara Acak
Menuntut gangguan dan perilaku stalking ketika tidak ada, perilaku ini biasanya terjadi pada seseorang yang memiliki gangguan kepribadian histrionik.
Metode lain yang digunakan untuk kategorisasi stalker datang dari panduan klasifikasi tindak kejahatan milik F.B.I, sebagai berikut:
1. Non-domestic stalker, yaitu mereka yang melakukannya dengan tidak memiliki hubungan personal dengan korban.
2. Terorganisir, mereka yang melakukannya atas dasar kalkulasi dan tindak agresi yang terkendali.
3. Delusional, mereka yang melakukannya atas dasar keyakinan sesat seperti erotomania
4. Domestic stalker, mereka yang pernah memiliki hubungan dengan korban dan merasa termotivasi untuk melanjutkan hubungan, hal ini merupakan dasar dari 60% perilaku stalking dan bentuk agresi ini akan berlanjut pada bentuk kekerasan.
Mullen (wikipedia.com) membagi stalker menjadi 5 jenis, yaitu :
1. Non-domestic stalker, yaitu mereka yang melakukannya dengan tidak memiliki hubungan personal dengan korban.
2. Terorganisir, mereka yang melakukannya atas dasar kalkulasi dan tindak agresi yang terkendali.
3. Delusional, mereka yang melakukannya atas dasar keyakinan sesat seperti erotomania
4. Domestic stalker, mereka yang pernah memiliki hubungan dengan korban dan merasa termotivasi untuk melanjutkan hubungan, hal ini merupakan dasar dari 60% perilaku stalking dan bentuk agresi ini akan berlanjut pada bentuk kekerasan.
Mullen (wikipedia.com) membagi stalker menjadi 5 jenis, yaitu :
1. rejected stalker, pursue their victim in order to reverse, correct or avenge arejection (misalnya perceraian, perpisahan)
2. resentful stalker, pursue a vendetta because of a sense of grievence against the victim- motivated—mainly by desire to frighten and distress the victim
3. intimacy seeker, seek to estabilish an inimate, loving relationship with their victim. Too many of them the victim is ia a-long-sought-after soulmate and they were ‘meant’ to be together.
4. incompetent suitors, despite poor social or counting skills have a fixationor in some case entitlement to an intimate relationship with those who have their amorous interest. Their victim are most often already in a dating relationship with someone else
5. predatory stalkers, spy on the victim in order to prepare an attack—often sexual –on the victim.
Efek Stalker terhadap Korban
Stalking bisa saja berubah menjadi pengalaman yang sangat menakutkan pada korbannya, yang membuat mereka mengalami trauma psikologis ataupun luka fisik. Konsekuensi emosional secara umum adalah depresi, kecemasan, hilangnya harga diri, rasa malu, ketidakberdayaan dan rasa ketidakberhargaan yang dapat berlangsung lama. Umumnya, korban akan menyalahkan diri sendiri (self-blame) terutama jika kejadian penguntitan akibat dari hubungan dekat dengan penguntitnya.
Perspektif psikologi terhadap Stalker
orang yang dikarakteristikkan sebagai stalkers mungkin memiliki kesalahan dalam meyakini sesuatu bahwa orang lain mencintai mereka (erotomania) tahu bahwa mereka perlu diselamatkan. mereka memiliki taraf empati pada tingkat yang rendah atau telah kehilangan akan empati itu sama sekali. Hubungan yang mereka jalani cenderung menjadi sadistis dikarenakan berdasarkan akan keinginan untuk berkuasa atas yang lainnya.
Sumber :
ada cara mencegahnya?
BalasHapus