Kamis, 02 Desember 2010

Stalker dan Stalking

taken from
annyjacoby.wordpress.com


1.        Ani merasa jengkel ketika melihat foto orang tak dikenal di beranda facebooknya. Ia menemukan foto orang tak dikenalinya berkali-kali melongok dalam facebooknya. Ia tak mengenal siapa pria itu. Selain itu  Ia sering mengiriminya email hanya untuk menanyakan kabar, memberinya hadiah, dan  tiba-tiba handphonenya selalu berdering menampilkan nomor tak dikenal, ketika  diangkat, tidak ada suara yang keluar ia benar-benar merasa terganggu dengan situasi ini. Tak berlebihan jika ia sedikit banyak trauma dengan keadaan tersebut.

2.         Dave patah hati. wanita yang sangat-sangat ia sukai dan pernah ia kencan,i menolaknya. Wanita itu memilih menikah dengan pria lain.  tapi ia tak putus asa, ia masih mengirimi perempuan itu bunga, hadiah, dan kadang ia masih mengungkit-ungkit masalah mereka dengan mengirimkan pesan-pesan ancaman melalui handphone kepada si wanita itu. Ia tak perduli kalau wanita itu terganggu dengan ulahnya. Dave telah gelap mata! (oh!gelap mata, teman!)

3.         Budi selalu  membuka twitter artis itu. Ini sudah semacam kebiasaan baginya. Hanya melongok twitter si artis, ingin tahu obrolan si artis. jika  sedang lengang, ia akan mengomentari twitter si artis. Tak lebih!

Kasus pertama

orang seringkali menyebutnya dengan “korban stalker” atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan “koban penguntit”. Ani telah mengalami tindak kekerasan (harrasshment) penguntitan. Karena ia merasakan tahap ketidaknyaman atas tindakan orang tersebut.

Kasus dua

Dave bisa dikatakan sebagai seorang stalker alias penguntit. Ia tlah melakukan kekgiatan menguntit (stalking)  Seseorang dikatakan penguntit jika ia adalah orang yang mengikuti sesuatu secara berulang kepada orang lain , dan tidak diinginkan dan menjadi sangat mengganggu orang lain karena menimbulkan ketidaknyamanan, dalam hal ini telah menimbulkan  kekerasan (harrasemnet)  atau intimidasi terhadap si korban. Mungkin agak beda-beda tipis dengan pengaggum rahasia atau  secret admirer.

Kasus ketiga

Budi bisa dikatakan stalker bisa pula tidak. Jika budi telah menimbulkan ketidaknyamanan, maka ia disebut dengan penguntit. Jika  ia  tidak sampai menimbulkan ketidaknyamanan maka ia belum bisa dikatakan sebagai penguntit.  Budi mungkin hanya terobsesi, sekedar secret admirer atau pengaggum rahasia daripada sebagai penuntit.


Stalking

Dalam wikipedia menyebutkan bahwa Stalking (menguntit) adalah  istilah yang digunakan untuk sesuatu yang tidak diinginkan, atau perhatian yang berlebih (obsession) yang diberikan  oleh orang lain  kepada targetnya.
            Stalking berupa tindakan-tindakan  menguntit, mengikuti, atau memata-matai seseorang hingga memberikan ancaman yang menyebabkan ketidaknyamanan kepada orang lain.  Meskipun menguntit adalah hal yang illegal dilakukan karena merugikan, namun tindakannya pada umumnya merupakan tindakan wajar, seperti menelpon, mengirim email, mengumpulkan informasi tentang target, ataupun mengirimi sms kepada targetnya.
            Sebagian besar Stalker (penguntit) melakukan penguntitan adalah untuk memaksakan hubungan dengan seseorang yang tidak menginginkannya.  Berbeda dengan jenis kejahatan lainnya, para stalker cenderung melakukan kejahatan  dalam satu rangkaian periode. Kegiatan mulai menelpon, mengirim sms, dan lainnya yang dilakukan secara berturtan. Rata-rata  yang melakukan aktivitas stalking adalah pria dan rata-rata wanita menjadi korban dari stalking.

Menurut data Departemen Hukum di Amerika, selama setahun saja mereka telah menerima laporan bahwa 1,5 juta orang disana telah di-stalking dan lebih dari 2/3nya adalah perempuan. Juga fakta bahwa 90% wanita dibunuh oleh suami atau pasangan mereka dengan sebelumnya telah di-stalking. Perbandingannya adalah 1 diantara 12 wanita dan 1 diantara 45 pria merupakan korban stalking di Amerika. Diramalkan kira-kira 10 juta orang akan menjadi korban stalker dimasa depan. Sedangkan diantara para selebritis dan orang-orang kelas atas sendiri, satu perusahaan keamanan telah mengumpulkan lebih dari 300.000 komunikasi yang berhubungan dengan kegiatan stalking.”(psigoblog.com)

Stalker

Meloy mengatakan bahwa setiap stalker adalah seorang psikopat yang dengan kata lain mereka memiliki taraf empati pada tingkat yang rendah atau telah kehilangan akan empati itu sama sekali. Hubungan yang mereka jalani cenderung menjadi sadistis dikarenakan berdasarkan akan keinginan untuk berkuasa atas yang lainnya. Dikatakan juga bahwa hal ini berhubungan dengan kedekatan awal masa kehidupan yang mereka alami, dimana mereka tidak mendapatkan kasih sayang yang baik dari oragn-orang terdekatnya (keluarga)
            Dalam wikipedia menyebutkn bahwa banyak stalker memiliki berbagai gangguan psikotik yang muncul sebelumnya, diantaranya gangguan  delusi, gangguan schizoaffective dan schizophrenia. Banyak pula yang mengalami gangguan  nonpsikoyik, misalnya mengalami depresi mayor, gangguan penyesuaian diri ataupun ketergantungan terhadap obat-obatan.



Gejala-gejala Stalker

Moley (psigoblog.com) menyebutkan beberapa gejala pada Stalker, yaitu

1.         setelah pertemuan pertama, Stalker akan mengembangkan perasaan seperti kegila-gilaan dan menempatkan objek cinta mereka pada bentuk pemujaan.

2.         Sang penguntit (stalker) kemudian akan memulai pendekatan kepada objek namun ketika hubungan itu terjadi stalker akan membuat perilaku mereka merujuk pada penolakan terhadap sang objek.

3.         penolakan yang ia lakukan kemudian akan menimbulkan delusi dan kemudian stalker tersebut akan memproyeksikan persaannya kepada sang objek dalam bentuk keyakinan bahwa “dia mencintai saya juga”.

4.         penguntit tersebut akan selalu mengembangkan sebuah bentuk kemarahan untuk menyembunyikan rasa malunya yang merupakan bahan bakar dari pengejaran terhadap objeknya. Sekarang ia ingin mengontrol kepada bentuk gangguan atau bahkan kekerasan.

5.         Stalker memiliki keharusan dalam menyalurkan fantasi narsistisnya.

6.         kekerasan adalah hal yang paling sering dilakukan ketika objek cinta dituduh bersalah sebagai bentuk dari imajinasi akan pengkhianatan.

 

Jenis-jenis Stalker


Beberapa sifat-sifat stalker telah dikembangkan dan menurut Dr. Michael Zona dan koleganya dari University Of Southern California School Of Medicine, Stalker muncul dalam 3 varietas dengan corak jahat dalam stalking yang terbagi dalam 4 kategori penting, sebagai berikut:


1.         Obsesi Sederhana
Hal ini kebanyakan terjadi pada seorang pria dengan seorang wanita, dimana keduanya pernah berada pada keadaan keintiman seksual.


2.         Cinta Obsesional
Cinta-obsesional yang dimiliki seorang Stalker cenderung kepada pemikiran tentang seseorang selebritis atau seseorang yang telah ia lihat dari kejauhan dan kemudian dia (stalker) mengembangkan kepercayaan yang tidak realistis didalam kepalanya bahwa sang target memiliki persetujuan untuk menjalin hubungan dengan dirinya.


3.         Erotomania
Seseorang yang mengalami keadaan ini memiliki tingkat obsesi yang lebih ekstrim dikarenakan mereka percaya dengan yakin bahwa korban mereka memiliki perasaan cinta kepada mereka.


4.         Pencari Korban Secara Acak
Menuntut gangguan dan perilaku stalking ketika tidak ada, perilaku ini biasanya terjadi pada seseorang yang memiliki gangguan kepribadian histrionik.


Metode lain yang digunakan untuk kategorisasi stalker datang dari panduan klasifikasi tindak kejahatan milik F.B.I, sebagai berikut:


1. Non-domestic stalker, yaitu mereka yang melakukannya dengan tidak memiliki hubungan personal dengan korban.


2. Terorganisir, mereka yang melakukannya atas dasar kalkulasi dan tindak agresi yang terkendali.


3. Delusional, mereka yang melakukannya atas dasar keyakinan sesat seperti erotomania


4. Domestic stalker, mereka yang pernah memiliki hubungan dengan korban dan merasa termotivasi untuk melanjutkan hubungan, hal ini merupakan dasar dari 60% perilaku stalking dan bentuk agresi ini akan berlanjut pada bentuk kekerasan.



Mullen (wikipedia.com) membagi stalker menjadi 5 jenis, yaitu :

1.      rejected  stalker,  pursue their victim in order to reverse, correct or avenge arejection (misalnya perceraian, perpisahan)

2.      resentful stalker, pursue a vendetta because of a sense of grievence against the victim- motivated—mainly by desire to frighten and distress the victim


3.      intimacy seeker, seek to estabilish an inimate, loving  relationship with their  victim. Too many of them the victim is ia a-long-sought-after soulmate and they were ‘meant’ to be together.

4.      incompetent suitors, despite poor social or counting skills have a fixationor in some case entitlement  to an intimate relationship  with those who have  their amorous interest. Their victim are most often  already in a dating relationship  with someone else

5.      predatory stalkers, spy on the victim in order to prepare an attack—often sexual –on the victim.

Efek Stalker terhadap Korban


Stalking bisa saja berubah menjadi  pengalaman yang sangat menakutkan pada korbannya, yang membuat mereka mengalami trauma psikologis ataupun  luka fisik. Konsekuensi emosional secara umum  adalah  depresi, kecemasan, hilangnya harga diri, rasa malu, ketidakberdayaan dan rasa ketidakberhargaan yang dapat berlangsung lama. Umumnya, korban akan menyalahkan diri sendiri (self-blame)  terutama jika kejadian penguntitan  akibat dari hubungan dekat dengan penguntitnya.


Perspektif psikologi terhadap Stalker

orang yang dikarakteristikkan sebagai stalkers  mungkin memiliki kesalahan dalam meyakini sesuatu  bahwa orang lain mencintai mereka (erotomania) tahu bahwa mereka perlu diselamatkan. mereka memiliki taraf empati pada tingkat yang rendah atau telah kehilangan akan empati itu sama sekali. Hubungan yang mereka jalani cenderung menjadi sadistis dikarenakan berdasarkan akan keinginan untuk berkuasa atas yang lainnya.



Sumber :

situs lain : http://annyjacoby.wordpress.com/2010/01/24/who-becomes-a-stalker/

Love Me, Love Me Not : I'm fallin' in Love


Banyak orang mengakui mengalaminya. Jatuh cinta. Ada campuran antara rasa bahagia yang meledak-ledak, campuran antara rasa tidak enak makan, merindukan sesuatu, tersenyum sendiri, mabuk kepayang sebagai bentuk dari ekspresi jatuh cinta. Lalu, apakah benar anda sedang jatuh cinta atau sekedar tergila-gila? Bagaimana dengan cinta pada sahabat ? apakah ada bedanya?


Cinta dan Jeins-jenis cinta
Cinta  tidak bisa dijelaskan dengan gambling karena sifatnya kompleks dan sangat luas. ada beberapa reaksi yang mengacu ketika orang sedang jatuh cinta. Beberapa konsep diidentifikasikan melalui 3  hal (Taylor, Shelley dan Sears:2009) :

  1. perasaan cinta
perbedaan antara  cinta romantis dan persahabatan adalah  pengalaman gejala fisik. Reaksi  yang lazim adalah  perasaan nyaman dan senang dan sulit berkonsentrasi, merasa gugup, melayang, berteriak, bingung dan riang.

  1. pemikiran cinta
Rubin mengkonseptualisasikan cinta sebagai  sikap terhadap orang lain, yakni  sekumpulan pikiran yang berbeda dari orang yang dicintai.  Rubin mengidentifikasikan 3  tema utama  dalam pemikiran orang tentang cinta. satu tema yang disebut sebagai “ketertarikan”  adalah memahami kebutuhan  pasangan dan kesadaran akan ketegantungan seseorang pada orang lain. Tema kedua adalah  perhatian kepada orang lain: keinginan  meningkatkan  kebahagiaan orang dan responsive terhadap kebutuhannya. Tema ketiga : menekankan pada rasa saling percaya dan keterbukaan.

  1. perilaku cinta
Swensen (1972) menanyakan pada  orang dari berbagai usia  tentang perilaku apa yang mereka anggap paling  terkait dengan cinta. jawabannya terbagi dalam tuju kategori   atau tujuh perilaku cinta, yaitu :
    1. Mengatakan “aku cinta kamu” dan pernyataan kasih saying  lain secara verbal
    2. Ekspresi cinta secara fisik misalnya memeluk atau mencium
    3. Membuka diri secara verbal
    4. Berkomunikasi secara nonverbal misalnya menunjukkan kebahagiaan
    5. Tanda cinta berupa materi
    6. Tanda cinta berupa nonmateri misalnya saling menghormati, memberi semangat
    7. Menunjukkan kesediaan menoleransi dan berkorban demi menjaga hubungan

 Berscheid menyatakan ada 4 jenis cinta, yaitu :

  1. Altruisme

  1. cinta persahabatan
Davies (1985) menyatakan bahwa  persahabatan adalah  satu bentuk hubungan dekat yang melibatkan kenikmatan (kita suka menghabiskan waktu dengan sahabat kita); penerimaan (kita menerima teman kita tanpa mencoba mengubahnya); kepercayaan(kita menganggap teman akan bertindak untuk kepentingan kita yang paling baik), hormat (kita berpikir teman membuat keputusan yang baik); saling menolong; menceritakan rahasia mengerti dan spontanitas (kita merasa bebas untuk menjadi diri sendiri didepan teman)

  1. cinta romantis atau bergairah; cinta romantis atau bergairah memiliki elemen seksual dan kekanak-kanakan dan seringkali mendominasi  bagian awal suatu hubungan cinta. Berscheid (1988) menyatakan bahwa cinta romantis inilah yang kita maksud dengan jatuh cinta. Cinta romantis  mencakup jalinan rumit dari emosi-emosi berbeda seperti ketakutan, kemarahan, gairah, seksual, kesenangan, dan kecemburuan. (harus dicatat emosi tersebut adalah positif).

  1. cinta penuh perasaan dan kebesamaan; adalah  tipe cinta terjadi ketika hasrat individu untuk berada dekat dengan orang lain dan melibatkan perasaan yang dalam dan saying kepada orang tersebut. Ada kepecayaan yang tumbuh bahwa  tahap awal  cinta memiliki elemen yang lebih romantis tetapi saat cinta teus bertahan , gairah berubah menjadi afeksi (Duck,1993)

Hendrik dan hendrik (Wirawan,2002) menyebutkan bahwa jenis cinta terbagi atas 6 bentuk, yaitu :

No
Jenis Cinta
Ciri-ciri nya
1
Eros       : Pasionate (cinta membara)
Saling tertarik begitu saling berjumpa
2
Storge :Companionate love (cinta karib)
Persahabatan yang mendalam tidak emosional,tidak misterius
3
Ludus     : cinta main-main
Memiliki dua pacar dan mereka tidak boleh saling bertemu
4
Mania     : cinta posesif (menuntut)
Tiak bisa tenang jika pacar bersama dengan  orang lain
5
Pragma    : cinta logika
Yang terbaik adalah mencintai seseorang dengan latar belakang sama
6
Agape  : Cinta  yang tak mementingkan diri sendiri
Lebih baik saya yang menderita daripada dia




Teori Triangular Cinta Sternberg

Adalah teori yang menyatakan  bahwa cinta memiliki tiga  bentuk utama gairah, keintiman dan komitmen. Gairah seperti yang kit agambarkan diawal adalah  daya tarik fisik dan seksual  pada pasangan. Keintiman adalah perasaan emosional tentang kehangatan, kedekatan, dan berbagi dalam hubungan. Komitmen adalah penilaian kognitif kita atas  hubungan dan niat kita untuk mempertahankan hubungan bahkan ketika menghadapi masalah. Jika hanya ada gairah (dengan rendahnya atau ketiadaan keintiman dan komitmen), hanya nafsu yang terjadi. Jika memiliki komitmen dan keintiman namun memiliki sedikit gairah atau bahkan tidak ada disebut dengan  cinta yang penuh afeksi atau kebersamaan. Jika ada gairah dan komitmen, namun tidak adakeintiman, Sternberg menyebutnya dengan cinta konyol (fatous love) jika ada ketiganya, sterberger menyebutnya cinta yang paling kuat, cinta yang sempurna (consummate love).






Sumber :
Santrock, John W. Life span development : perkembangan masa hidup Jilid II. Erlangga : Jakarta

Taylor, Shelley E. Letita anne Peplau dan David O. Sears.2009.  Psikologi sosial.  Kencana pernada Media group : Jakarta

Wirawan, Sarlito W. 2002. Psikologi sosial: Individu dan Teori-teoi psikologi sosial. Jakarta : Balaipustaka

Selasa, 16 November 2010

Novel : Jadie dan Inoue


Jadie  : Tangis Tanpa Suara

 Judul asli :  Ghost Girl : the true story pf a Child in Peril and the teacher who saved her.
Tahun           : 2004
Pengarang    : Torey Hayden
Penerbit         : Qanita-Mizan
Hal                 :  512 halaman

“ Di kelas Torey hayden kali ini ada Reuben yang autistic, Philip yang kecanduan obat sejak lahir karena ibu kandungnya pecandu; jeremiah Indian kecil yang emosional dan banyak omong serta Jadie gadis berusia delapan tahun yang selalu berjalan dengan posture membungkuk hingga tubuhnya seolah terlipat dua dan yang paling parah—tidak pernah sudi bicara.

Berbekal pengalaman mengenai anak-anak dengan gangguan elective mutism (keenganan bicara) dengan mudah Torey membuat  Jadie bersedia membuka mulut. Namun justru  kisah-kisah yang diungkap gadis kecil  itu menguji  kegigihan dan komitmen Torey sebagai seorang guru…”


Penggalan cerita diatas diambil dari sebuah  novel yang berjudul “Jadie” karya Torrey Hayden. Seorang guru berkebutuhan khusus dan psikolog. Kali ini, Torrey menceritakan kisahnya dalam menangani anak dengan gangguan schizophrenia, dan  mengalami kekerasan seksual.  

Dari sekian banyak buku yang dipublikasikan, jadie adalah satu-satunya seri yang “gelap” dibandingkan beberapa buku-buku Torey lainnya. Mungkin karena Torey benar-benar mampu menggambarkan dengan jelas  setiap hal yang dilakukan ataupun diucapkan oleh jadie (dan cirri khas dari Torey, beliau memang pandai mendeskripsikan setiap tindakan –mungkin karena ia seorang psikolog yang lebih banyak ahli dalam observasi).

Personally, Novel jadie  bukan novel yang dikhususkan untuk bacaan santai penghilang stress dan bukan untuk semua kalangan. Jadie sebaiknya tidak dibaca oleh anak-anak, ataupun remaja tanggung (12-16 tahun), karena banyak hal-hal yang ditulis terlalu seram, seperti misalnya bagaimana jadie menceritakan kisah-kisah traumatiknya tentang Tashee “teman bayangannya” melalui boneka-bonekanya, bagaimana jadie sering berteriak dan mengatakan ceritanya dengan “polos”nya.  namun perlu dibaca bagi orang tua atau dewasa sebagai sebuah referensi dalam mengasuh anak



 Aku  Terlahir 500 gram dan aku buta

 Pengarang        : Miyuki Inoue
Tahun terbit      : 2007
Penerbit              : Elex media Komputindo
Hal                      : 183 hal

Miyuki hanya hidup berdua dengan ibunya. Ayahnya telah meninggal ketika miyuki ada dalam kandungan ibunya. Sewaktu lahir Miyuki hanya seberat 500 gram dan hamper tak tertolong. Berkat dokter Futaka yang selalu berbaik hati pada miyuki dan ibunya,  miyuki dapat hidup hingga saat ini. Namun akibat terlalu lama berada dalam inkubator, miyuki menjadi buta. Ibunya terus memberi miyuki motivasi selama berada dalam incubator dan selalu membisikkan kata-kata semangat padanya “hiduplah anakku….hiduplah anakku…”.

 kebutaan tidak menjadikan halangan bagi Miyuki untuk berprestasi. Sejak kecil, ibunya mengajarinya dengan keras. Miyuki kecil tidak diperlakukan secara khusus oleh ibunya. Ibu miyuki selalu menganggap miyuki sebagai seorang anak yang normal dan mengajarinya untuk mandiri. Sejak kecil miyuki dimasukkan ke sekolah luar biasa dan selalu mendapatkan juara kelas,  ia juga gemar menulis, dan selalu mendapatkan  juara dalam berbagai perlombaan menulis. 

Buku ini memberikan banyak pelajaran dan gambaran tentang hidup seseorang meskipun tak dapat melihat namun banyak hal yang masih bisa dilakukan, bahkan naik sepeda ( Miyuki mampu mengendarai sepeda). Sikap disiplin dan pantang menyerah yang dicontohkan ibu miyuki kpadanya patut ditiru, begitu juga miyuki yang tidak menyerah dengan keadaanya.


Minggu, 14 November 2010

GANGGUAN MOOD


Mood adalah kondisi perasaan yang etrus ada yang mewarnai kehidupan psikologis kita.  Mood bisa berupa perasaan sedih, marah atau pun depresi.   Perasaan tersebut normal jika terjadi pada waktu tertentu dan tidak berkepanjangan. Jika bersifat continue maka  orang  tersebut mungkin mengalami gangguan mood.

Tipe-Tipe Gangguan Mood

Ada beberapa tipe-tipe gangguan mood yaitu
1. gangguan depresi :   
a. gangguan depresi mayor
terjadi satu atau lebih periode atau episode depresi ( disebut episode depresi mayor) tanpa ada riwayat terjadinya episode manik atau hipomanik alami. Seseorang dapat mengalami  satu episode  depresi mayor, yang diikuti dengan kembalinya mereka  pada keadaan fungsional  yang biasa. Umumnya orang yang pernah mengalami depresi mayor  dapat kambuh lagi di antara periode normal atau kemungkinan mengalami hendaya pada fungsi-fungsi tertentu.
                       
b. gangguan  distimik
pola depresi ringan (tetapi kemungkinan saja menjadi mood yang menyulitkan pada anak-anak atau remaja ) yang terjadi dalam satu rentang waktu—pada orang dewasa biasanya dalam beberapa tahun


2. gangguan perubahan mood  :
a. gangguan bipolar
gangguan yang disertai satu atau lebih episode manik atau hipomanik (episode mood yang  melambung dan hiperaktivitas dimana penilaian  dan tingkah laku mengalami hendaya). Episode manik  atau hipomanik sering digantikan dengan episode  depresi mayor dengan jeda periode mood yang normal

b. ganguan siklotimik
gangguan mood kronis meliputi beberapa  episode hipomanik (episode yang disertai dengan cirri-ciri manik pada tingkat keparahan yang  lebih rendah daripada episode manik) dan beberapa periode mood tertekan atau hilangnya minat atau kesenangan pada  kegiatan-kegiatan, tetapi tingkat keparahannya tidak sampai  memenuhi criteria sebagai episode depresi mayor (sumber DSM-IV- TR) (APA,2000)


 taken from




Ciri Umum Depresi

1. perubahan pada kondisi emosional
perubahan  pada mood (periode terus menerus dri perasaan terpuruk, depresi, sedih atau muram penuh air mata atau menangis)
2. perubahan dalam motivasi
Perasaan tidak termotivasi  atau memiliki kesulitan untuk memulai (kegiatan) dipagi hari atau bahkan sulit untuk bangun dari tempat tidur
            Menurunnya partisipasi  sosial atau minat aktivitas sosial
            Kehilangan kenikmatan atau  minat terhadap aktivitas yang menyenangkan
            Menrunnya minat pada seks
            Gagal berespon pada pujian atau reward
3 perubahan  dalam fungsi dan  perilaku motorik
            Bergerak dan berbicara dengan lebih pelan daripada biasanya
Perubahan dalam kebiasaan tidur (tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, bangun lebih awal dari biasanya da  merasa sulit untuk tidur kembali dipagi buta—disebut mudah terbangun dipagi buta)
Perubahan dalam selera makan (terlalu banyak atau terlalu sedikit)
Perubahan berat badan  (bertambah atau kehilangan berat adan)
Berfungsi kurang efektif I tempat kerja atau disekolah
4. perubahan kognitif
            Kesulitan konsentrasi atau berpikir jernih
            Berpikir  negative mengenai diri sendiri dan masa depan
            Perasaan  bersalah atau menyesal atas kesalahan dimasa lalu
            Kurangnya self-esteem atau kurang adekuat
            Berpikir akan kematian atau bunuh diri


Depresi Mayor
Suatu episode depresi mayor ditandai dengan munculnya lima atau lebih cirri-ciri atau symptom dibawah ini selama  suatu periode 2 minggu  yang mencerminkan fungsi  sebelumnya. . paling tidak  satu ciriciri tersebut harus melibatkan (1) mood yang depresi atau (2) kehilangan minat atau kesenangan dalam beraktivitas. Lebih lagi  symptom-simptom tersebut harus  menyebabkan  baik tingkat distress yang signifikan secara klinis ataupun hendaya paling tidak dalam satu area penting dari fungsi, seperti fungsi sosial  atau pekerjaan dan harus bukan akibat penggunaan langsung dari obat-obatan atau medikasi dari kondis medis ataupun dari gangguan psikologis lain

  1. mood yang depresi hamper  sepanjang hari dan hamper setiap hari dapat berupa mood mudah tersinggung pada anak-anak atau remaja
  2. penurunan tingkat kesenangan atau minat secara drastic dalam semua atau hamper semua aktivitas, hamper tiap hari, hamper sepanjang hari
  3. suatu kehilangan atau penambahan berat badan yang signifikan (5% lebih dari berat tubuh dalam sebulan), tanpa ada upaya apapun untuk berdiet, atau suatu peningkatan atau penurunan selera makan
  4. setiap hari (atau hamper tiap hari) mengalami insomnia atau hipersomnia 9tidur berlebih)
  5. agitasi yang berlebihan atau melambatnya respon gerak tiap hari
  6. perasaan lelah atau  kehilangan energi hamper setiap hari
  7. perasaan  tidak berharga atau salah tempat atau  rasa bersaah yang berlebihan dan tidak tepat yang terjadi  hamper tiap waktu
  8. berkurangnya kemampuan konsentrasi atau berpikir jernih atau membuat keputusan setiap hari
  9. pikiran yang muncul berulang tentang kematian atau bunuh diri tanpa suatu rencana yang spesifik atau munculnya suatu percobaan bunuh diri atau rencana spesifik melakukan bunuh diri
  10. sumber : adaptasi DSM IV TR (APA 2000)

Faktor-Faktor Resiko Dalam Depresi Mayor
Factor yang meningkatkan resiko seseorang  untuk mengembangkan depresi mayor meliputi usia (onset atau kemunculan awal lebih umum terjadi pada dewasa muda daripada dewasa yang lebih tua); status sosioekonomi dan status pernikahan .

Gangguan Distimik
Orang dengan gangguan distimik  merasakan “spirit yang buruk” atau “keterpurukan”  sepanjang waktu namun mereka tak mengalami depresi  yang parah seperti yang dialami orang selama depresi mayor.  Gangguan distimik cenderung  ringan dan kronis biasanya berlangsung selama beberapa tahun (Klein, dkk, 2000b). perasaan depresi dan kesulitan sosial terus ada bahkan setelah  orang tersebut menampakkan kesembuhan (USDHHS, 1999a).

Gangguan Bipolar
Orang dengan gangguan bipolar mengalami roller coaster emosional berayun dari satu ketinggian kegiranan  ke kedalaman depresi  tanpa adanya penyebab eksternal. Episode pertama dapat berupa manik atau depresi. Episode manik biasanya bertahan beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan umumya  lebih singkat durasinya dan berakhir secara tiba-tiba daripada eisode  depresi mayor.
            DSM  membedakan 2 tipe umum gangguan bipolar,  gangguan bipolar 1 dan gangguan bipolar 2 (APA,2000) pada gangguan bipolar I, seseorang paling tidak mengalami  satu episode manik penuh.  Yaitu individu mengalami  perubahan mood antara rasa girang dan depresi diselingi  periode antara mood normal.  Gangguan bipolar II  diasosiasikan dengan gangguan mood yang lebih ringan yaitu seseorang mengalami  satu atau lebih  epiode mayor depresi dan paling tidak satu kali hipomanik.  Namun tidak mengalami satu episode manik secara penuh .

Episode manik
Episode manik atau periode  maniak biasanya muncul secara tiba-tibamenumpulkan kekuatan  dalam beberapa hari. Selama satu  episode manik orang akan mengalami elevasi atau ekspansi mood yang tiba-tiba dan merasakan kegembiraan, euphoria atau optimisme yang tidak biasa.
Orang yang mengalam sebuah episode atau fase maniak merasa bersemangat dan akan mengolok orang lain dengan memberikan lelucon yang keterlaluan,   menjadi argumentative terkadang bertindak jauh dengan merusak barang-barang.  Berbicara cenderung  sangat cepat (dengan pembicaraan yang penuh tekanan (pressure speech), sehinga orang lain sulit menyela mereka. 

Gangguan Siklotimik
Yaitu gangguan yang  ditandai perubahan mood ringan paling tidak selama 2 tahun (1 tahun untuk anak-anak dan remaja). Gangguan siklotimik  biasanya bermula pada alhir masa remaja dan awal masa dewasa dan  berlangsung selama bertahun-tahun.


Perspektif Teoritis Tentang Gangguan Mood

1. Teori psikodimaika
            Freud dan  pengikutnya meyakini bahwa depresi mewakili kemarahan yang diarahkan kedalam diri sendiri dan bukan kepada orang-orang yang dikasihi. Rasa marah dapat diarahkan kepada self setelah mengalami kehilangan yang sebenarnya atau ancaman kehilangan dari orang-oang yang dianggap penting.
            Freud percaya bahwa  berduka (mourning) atau rasa berduka yang normal adalah proses yang sehat karena dengan duka akhirnya seseorang dapat melepaskan diri secara psikologis dari seseorang yang  hilang karena kematian, perpisahan, perceraian dan alas an lain. Namun rasa duka yang patologis idak mendukung perpisahan yang sehat.  Malah akan menumpuk depresi yang  tak berkesudahan.  Rasa duka yang patologis  cenderung   terjadi pada seseorang yang memiliki perasaan  ambivalen (ambivalent)  yang kuat—kombinasi perasaan positif (cinta) dan  negative (marah, permusuhan)—terhadap orang yang telah pergi  atau ditakutkan kepergiannya.
            Menurut psikodinamika, gangguan bipolar mewakili dominasi berubah-ubah dari pribadi individu antara ego (diri sendiri) dengan super ego (sisi moral dari diri). Dalam fase depresi, superego lebih dominant memproduksi kesadaran yang berlebhan atas kesalahan-kesalahan dan membanjiri diri dengan  perasaan bersalah dan ketidak berhargaan. Setelah beberapa saat ego muncul kembali  dan mengambil alih supremasi memproduksi perasaan girang dan self-confidence yangmenandai fase manik. Ekshibisi ego yang berlebihan akan memicu kembalinya rasa bersalah dan kembali menenggelamkan individu dalam depresi.

2. Teori Humanistik
Orang menjadi depresi  saat mereka tidak dapat mengisi keberadaan mereka dengan makna dan  tidak dapat membuat  pilihan-pilihan yang autentik yang dapat menghasilkan self-fullfillment (pemenuhan diri). Kemudian dunia dianggap sebagai tempat yang menjemukan. Pencarian orang terhadap makna  memberi warna dan arti kehidupan bagi kehidupan mereka.  Perasan bersalah dapat timbul  saat orang percaya bahwa mereka tidak membangkitkan potensi-potensi mereka. Psikolog humanistic menantang kita untuk  memperhatikan kehidupan kita secara mendalam.
Teoritikus  humanistic  berfokus pada hilangnya self-esteem (harga-diri/ rasa keberhargaan atas diri/ penghargaan terhadap diri) yang dapat muncul saat orang kehilangan teman atau anggota keluarga atau mengalami kemunduran atau kehilangan pekerjaan. Kita cenderung mengembangkan  identitas personal atau rasa self-worth (rasa kepantasan diri)  dengan  peran sosial kita sebagai orang tua, pasangan, pelajar atau pekerja.  Bila identitas peran hilang  melalui kehilangan pasangan, pekerjaab,  anak-anak yang pergi kuliah, sense of purpose (arah tujuan) dan self-worth dapat terguncang.  Depresi adalah konsekuensi yang sering terjadi dari kehilangan tersebut.

3. Teori Belajar
Teoritikus belajar cenderung  memikirkan factor situasional  yang menyebabkan adanya  gangguan mood seperti kehilangan reinforcement positif  ( semacam reward/ timbal balik  positif yang mendorong seseorang berlaku tertentu).
            Peter Lewinson (1974) menyatakab  bahwa depresi dihasilkan dari ketidakseimbangan  antara output perilaku dan input reinforcement  yang berasal dai  lingkungan. Kurangnya  reinforcement  untuk usaha seseorang dapat menurunkan motivasi dan  menyebabkan perasaan depresi. Lingkaran setan dapat terjadi : penarikan  diri dan ketidak arifan  dari lingkungan sosial menghilangkan  kesempatan untuk mendapatkan reinforcement dan reinforcemen yang kurang akan memperburuk penarikan diri.  Tingkat aktivitas rendah  yang menjadi cirri depresi juga dapat  menjadi sumber dari hasil sekunder  atau reinforcement sekunder.

4. Teori Interaksi
Berdasarkan pendapat james coyne (1976) menyatakn bahwa  penyesuaian pada kehidupan bersama dengan orang  yang depresi  dapat sangat menekan  sehingga makin lama  reinforcement  yang diberikan pasangan atau anggota keluarga  pada orang depresi makin berkurang.
            Teori interaksi didasarkan pada  konsep interaksi  timbale balik.  Perilaku seseorang mempengaruhi  dan sebaliknya dipengaruhi orang lain.  Teori ini menyatakan orang yang  mudah depresi beraksi terhadap stress dengan menuntut diberi keyakinan dan dukungan sosial yang lebih besar.
            Bukti-bukti  menunjukkan bahwa orang yang ddepresi cenderung menghadapi penolakan dalam hubungan jangka panjang (Marcus dan Nardone,1992). Anggota keluarga dapat menyadari  betapa  penuh tekanan upaya menyesuaikan diri dengan orang yang depresi.
            Dari semua bukti  mendukung keyakinan Coyne bagwa orang yang menderia depresi memperoleh  penolakan dari orang lain, namun masih terdapat bukti yang  kurang untuk menunjukkan bukti  bahwa penolakan dilandasi  emosi negative (marah dan jengkel)  yang ditimbulkan  oleh orang yang depresi  dalam diri orang lain (segrin dan Dillard,1992). Dilain pihak banyak  literature yang menyatakan  bahwa orang yang depresi kurang memiliki keterampilan  sosial yang efektif, yan dapat menjadi penyebab dari  fakta bahwa orang lain sering menolak mereka (Segrin dan  Abramsom,1994). Mereka cenderung tak bertanggung jawab , tidak melibatkan diri dan bahkan tidak sopan  saat berinteraksi dengan orang  lain.




5. Teori kognitf
Teori  Kognitif Aaron  Beck
            Menghubungkan antara pengembangan depresi dengan  adopsi dari cara berpikrir yang bias atau terdistorasi  secara  negative diawal kehidupan—segitiga kognitif depresi

Segitiga Kognitif Depresi
1. Pandangan Negatif tentang  Diri sendiri
            Memandang diri sendiri  sebagai tak berharga, penuh kekurangan, tidak adekuat
, tidak dapat dicintai, dan sebagai kurang keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai kebahagiaan
2. Pandangan Negatif terhadap lingkungan
Memandang lingkungan sebagai memaksa tuntutan yang berlebihan dan atau memberikan hambatan yang tidak mungkin diaasi yang terus menerus menyebabkan  kegagalan dan kehilangan.
3. Pandangan negative terhadap masa depan
Memandang masa depan  sebagai tak ada harapan dan meyakini bahwa dirinya tidak memiliki kekuatan untuk mengubah  hal-hal menjadi lebih baik. Harapan oran tersebut terhadap masa depan hanyalah kegagalan dan kesedihan yang berlanjut serta kesulitan uang tidak pernah usai.

Beck memandang  konsep negative mengenai  self di dunia  sebagai cetakan mental  atau skema-skema kognitif yang diadopsi  saat masa kanak-kanak  atas dasri pengalaman belajar  awal kanak-kanak.  Anak-anak dapat  menemukan bahwa tiada  satu apapun yang mereka lakukan cukup baik  sehingga dapat menyenangkan orang tua dan guru mereka.  Sehingga mereka menganggap diri sebagai orang yang tidak kompeten dan memandang suram prospek masa depan mereka.  Keyakinan-keyakinan tersebut akan membuat mereka lebih sensitive  dikehidupan selanjutnya sehingga menginterpretasikan  kegagalan atau kekecewaan sebagai refleksi  sesuatu yang pada dasarnnya  salah atau tidak adekuat menegnai diri mereka sendiri. Kekecewaan dan  kegagalan  pribadi menjadi “dibesar-besarkan melampaui proporsinya”  bahkan kekecewaan kecil  dapat menjadi hempasan yang merusak  atau kekalahan total yang dapat menyebabkan depresi.

6. Teori Ketidakberdayaan (Atribusional) Yang Dipelajari
            Orang menjadi depresi karena ia  belajar memandang dirinya sendiri sebagai tidak berdaya dalam mengontrol reinforcement-reinforcement  dilingkungannya—atau untuk mengubah hidup menjadi lebih baik.
            Selingman (1975,1991) menyatakan bahwa sejumlah bentuk depresi pada manusia mungkin berasal dari pemaparan terhadap situasi yang tampaknya tidak dapat  dikontrol.  Selingman dan kolega-koleganya mengubah teori  ketidakberdayaan dalam  kerangka konsep psikologi sosial atas gaya atribusional. Gaya atribusional  adalah suatu gaya personal  dalam menjelaskan sesuatu. Saat gagal atau kecewa kita  menjelaskan dalam berbagai cara  yang memiliki berbagai karakteristik.  Kita dapat menyalahkan diri sendiri (atribusi internal) atau menyalahkan situasi yang  kita hadapi (atribusi eksternal). Kita dapat melihat  pengalaman buruk sebagai kejadian yang melekat dengan karakteristik pribadi  (atribusi stabil) atau peristiwa yang terpisah (Atribusi tak stabil). Kita bisa melihat dari bukti masalah yang luas (atribusi global) atau sebagai bukti suatu kelemahan tertentu yang terbatas (atribusi spesifik). Berdasarkan keterangan atas diformulasikan lagi teori tersebut dan  meyakini bahwa orang yang  menjelaskan dari peristiwa negative   dengan dasar 3 tipe atribusi berikut adalah orang yang  rentan terhadap depresi :

1.         factor-faktor internal yakni keyakinan bahwa kegagalan  merefleksikan ketidakmampuan pribadi, ddan bukan factor-faktor eksternal atau  keyakinan bahwa kegagalan disebabkan oleh factor-faktor lingkungan;
2.         factor global atau keyakinan bahwa kegagalan merefleksikan  seluruh kesalahan  dalam kepribadian bukan factor spesifik atau keyakinan bahwa keagalan merefleksikan area yang terbatas dari kemampuan berfungsi
3.         factor stabil akeyakinan bahwa gagal merefleksikan factor kepribadian yang menetap dan bukan factor yang tidak stabil atau keyakinan bahwa factor-faktor yang menyebabkan kegagalan dapat diubah!

Faktor Biologis
1. factor genetis
2. factor biokimia dan abnormalitas otak dalam depresi

Penanganan Gangguan Mood

1. Pendekatan psikodinamika
Psikoanalisis tradisional membantu orang depresi untuk  memeahami perasaan mereka yang ambivalen terhadap orang-orang (objek) penting dalam hidup mereka  yang telah hilang atau terancam hilang.  Dengan menggali perasaan marah terhdap objek yang hilang , mereka mengarahkan rasa marah keluar—melalui ekspresi verbal dari perasaan dan bukan membiarkannya menjadi lebih buruk  dan mengarah kedalam.

2. Pendekatan Behavioral
Terapi perilaku  bertujuan secara langsung memodifikasi  perilaku dan bukan  menumbuhkan kesadaran  kemungkinan penyebab yang tidak disadari dari perilaku-perilaku ini.


3. Pendekatan Kognitif
Aaron beck dan kolega-koleganya telah mengembangkan  pendekatan pengembangan multikomponen  disebut terapi kognitif  yang berfokus pada membantu orang depresi  menyadari dan mengubah pola pikir mereka yang disfungsional

4. Pendekatan Biologis
Pendekatan biologis umumnya menangani gangguan mood melibatkan penggunaan obat-obatan antidepresan dan terapi elektrokonvulsif untuk  depresi serta litium karbonat untuk  gangguan bipolar


Tips membantu menangani Mood
mengatasi gangguan  mood bisa di lihat pada situs ini :

penelusuran lebih lanjut :

Sumber
Nevid, Jeffery S, Spencer A ratuhus dan Beverly Greene. 2003. Psikologi abnormal. Jakarta : Erlangga

Sabtu, 28 Agustus 2010

GangguanTidur (Sleepdisorder)


Tidur memiliki fungsi restoratife dan sebagian dari kita membutuhkan setidaknya 7 jam atau lebih untuk tidur dimalam hari agar kita berfungsi dengan baik. Namun demikian, tidak sedikit dari kita yang mengalami masalah gangguan tidur, meskipun penyebab dari masalah tersebut belum begitu jelas. Masalah tidur  yang menyebabkan  stress pribadi yang signifikan atau hendaya (distress) fungsi sosial,pekerjaan atau peran lain diklasifikasikan dalam DSM sebagai gangguan tidur (sleep disorder).



DSM Mengelompokkan gangguan tidur kedalam dua kategori  utama : dissomnia dan parasomnia.

1. Dissomnia (Dyssomnias)  Adalah gangguan tiduryang memiliki karakteristik terganggunya jumlah, kualitas atau waktu dari tidur. Ada lima tipe dissomnia,antara lain : insomnia primer, hipersomnia primer, narkolepsi, gangguan tidur  yang berhubungan dengan pernafasan, dan circadian rhythm sleep disorder (gangguan irama tidur sirkadia)

Insomnia istilah Insomnia berasal dari bahasa latin “in-“ yang artinya tidak atau tanpa, “somnus” berarti tidur. Insomnia muncul sewaktu-waktu ketika sedang stress, bukan sesuatu yang abnormal. Namun, insomnia yang terus ada dan memiliki karakteristik kesulitan berulang untuk tidur atau tetap tidur adalah periaku yang abnormal (pallesen dkk,2001).  Insomnia kronis yang bertahan selama sebulan atau lebih seringkali merupakan tanda dari masalah fisk  atau gangguan psikologis seperti depresi. Jika problem yang ada  dibalik insomnia ditangani dengan baik ada kemungkinan untuk memperbaiki pola tidur menjadi normal kembali.  Insomnia kronis yang tidak didisebabkan oleh gangguan psikologis, fisik lannya ataupun oleh efek obat atau pengobatan dikelompokkan kedalam insomnia primer.

Orang-orang dengan insomnia primer memiliki kesulitan untuk tidur,  terus menerus untuk tidur, atau mengalami tidur restorative(tidur yang membuat orang merasa segar dan berenergi) dalam waktu sebulan atau lebih. Orang-orang muda dengan insomnia  primer biasanya mengeluh membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi tertidur. Sedangkan orang yang lebih tua cenderung mengeluh sering terbangun malam hari dan bangun lebih awal dipagi hari.

Insomnia primer menyebabkan rasa lelah disiang hari dan menyebabkan timbulnya tingkat stress pribadi yang signifikan atau kesulitan menampilkan peran sosial,belajar, pekerjaan dan peran lain dengan baik. Tak mengherankan jika komorbilitas(kemunculan bersama) yang tinggi antara insomnia dan masalah psikologis lainnya  terutama kecemasan dan depresi (Breslau, dkk,1996; Morin & ware,1996). Meskipun prevelensi dari insomnia primer tidak diketahui, gangguan ini dipandang sebagai  bentuk ganggguan yang paling umum.

Faktor psikologis memainkan peran penting dalam insomnia  primer. Orang dengan insomnia primer cenderung membawa kecemasan dan  dan kekhawatiran mereka ke tempat tidur. Yang akan  memingkatan kesadaran tubuh sehingga mencapai keadaan untuk mencegah tidur secara alami. Kekhawatiran tidak cukup tidur akan menambah mereka mengalami kesulitan untuk tidur. Memaksakan diri untuk tidur akan membuat mereka  lebih cemas dan tegang. Sehingga tidak perlu memaksakan tidur namun yang perlu adalah mengatur persiapan tidur  dengan merebahkan diri. sehingga ketika lelah dan rileks  dan membiarkan rasa kantuk  muncul secara alami akan membantu kita untuk tidur.



Hipersomnia. Hipersomnia berasal dari kata berasal dari bahasa latin yang artinya tidur berlebih.  Hipersomnia primer merupakan rasa kantuk berlebih sepanjang hari  berlangsung sampai sebulan atau lebih. Rasa kantuk berlebih dapat berupa kesulitan untuk bangun  setelah periode panjang (8 atau 12 jam tidur). Atau ada pola episode  tidur siang muncul hampir tiap hari, dalam bentuk tidur siang yang diharapkan atau tidak diharapkan (misalnya tidak sengaja tertidur saat nonton tv). Gangguan ini disebut dengan gangguan primer  karena tidak disebabkan oleh kurang tidur pada malam hari,  atau factor lain (kebisingan tetanggan sehingga membuat orang susah tidur), dari gangguan psikologis dan fisik lainnya ataupun penggunaan obatatau pengobatan. Orang dengan hipersomnia memiliki rasa kantuk yang lebih parah dan bertahan lama yang biasanya memilikikesulitan melakukan  kegiatan sehari-hari daripada orang yang memiliki waktu tidur normal.

Nakolpesi. Narkolepsi berasal dari bahasa latin yang artinya serangan tida sadar. Orang dengan narkolepsi mengalami serangan tidur dimana mereka mendadak tertidur tanpa adanya pertanda pada waktu-waktu  yang beda setiap harinya. Mereka tetap tidur untuk  jangka waktu yang rata-rata sekitar 15 menit. Orang tersebut  dapat berada dalam perbincangan dengan orang lain pada suatu saat jatuh tertidur dilantai  pada saat berikutnya.  Diagnosa diberikan ketika  serangan tidur muncul  setiap hari selama periode 3 bulan atau lebih yang dikombinasikan dengan  kehadiran dari salah satu  atau dua dari kominasi tersebut, antara lain : (1) cataplexy (kehilangan kontrol otot secara mendadak)  dan (2) gangguan  tidur REM (Rapid Eye Movement)  dalam tahap transisi antara sadar dan  tidur (APA,2000).  Tidur  REM  atau rapid eye Movement ( gerakan mata yang  cepat ) adalah gerakan mata yang diasosiasikan dengan  bermimpi. Dinamakan begitu karena mata  orang yang tidur cenderung bergerak dengan cepat  dibawah kelopak matanya yang tertutup.  Serangan narkoleptik dihubungkan dengan  transisi yang cepat ke tidur REM dari  kondisi terjaga.

Cataplexy biasanya  diakibatkan oleh reaksi emosional  yang kuat seperti rasa bahagia  atau marah. Hal ini dapat berasal dari  rasa lemah yang  tak seberapa dikaki sampai benar-benar kehilangan  control otot yang mengakibatkan orang tersebut  jatuh secara tiba-tiba (Dahl, 1992) orang dengan narkolepsi juga mengalami  Sleep paralyshis (kelimpuhan tidur), tahap sesaayt yang mengikuti  kondisi terjaga dimana seseorang tidak dapat bergerak ataupun berbicara. Penderita juga melaporkan halusinasi yang mengerikan  yang disebut dengan hypnagogic hallucination yang muncul  sesaat sebelum tidur dan memunculkan sensasi visual. Auditorik, taktil dan kinestetik (gerakan tubuh).

Narkolepsi merupakan gangguan yang dapat terjadi pada wanita dan pri dan merupakan gangguan tidur yang tak biasa.  Berbeda dengan hipersomnia, yang menyatakan bahwa orang dengan hipersomnia tidak dapat bangun dengan segar, orang dengan narkolepsi cenderung merasa segar setelah mengalami serangan tidur tersebut. Namun hal ini sangat berbahaya  mengingat serangan  tidur yang cenderung mendadak yang mempengaruhi aktivitas harian, orang bias tertidur tiba-tiba kala mengemudi di jalan, ataupun ketika sedang menggunakan benda-benda tajam.  Penyebab narkolepsi belum pasti namun  kecurigaan difokuskan hilangnya sel otak  dalam hipotalamus (bagian otak )  yang menghasilkan zat kimia  pengatur tidur (Bazell,2000;Mignot dan Thorsby,2001; Peyron dkk,2000; Thannical,dkk,2000).

Gangguan Tidur yang Terkait dengan Pernafasan(breathing-related sleep disorder) mengalami gangguan tidur secara berulang  yang disebabkan masalah  pernafasan (APA,2000). Gangguan untuk tidur berkala mengakibatkab insomnia atau rasa kantuk berlebih disiang hari.

Subtype  dari gangguan ini dibedakan dalam hal penyebab yang mendasari  maslah pernafasan. Tipe yang paling umum adalah Objstructive sleep apnea yang meliputi episode berulang  dari gangguan pernafasan menyeluruh atau sebagian selama tidur (Zwillich,2000).  Kata apnea berasal dari  bahasa Yunani  yang artinya tidak /tanpa bernafas.  Kesulitan bernafas disebabkan adanya  aliran udara yang tersumbat  pada jalan udara diatas, namun sebagian disebabkan oleh  kerusakan struktur seperti langit-langit mulut yang terlalu besar atau  pembesaran tonsil atau adenoids.  Pada gangguan menyeluruh seseorang dapat  secara tak sadar  berhenti selama 15 sampai 90  detik sebanyak 500 kali dalam semalam. Ketika berhenti bernafas terjadi , seseorang dapat mendadak duduk, tersedak, mengambil nafas dalam beberapa kali dan tidur kembali tanpa terbangun dan menyadari bahwa pernafasannya terganggu.  Gangguan apnea yang sering muncul pada tidur normal, seringkali menyebabkan kantuk pada siang hari. Gangguan ini cenderung terjadi pada  pria paruh baya dan  sering tidak terdiagnosa pada wanita (Young dkk,1996). 

Tidak mengherankan bila penderita apnea memiliki kualiyas hidup daripada orang yang tidak mengalaminya (Gall, Issac, Kryger,1993). Tidur apnea juga merupakan  maslah kesehatan karenaadanya peningkatan hipertensi , factor resiko utama serangan jantung dan stroke (Nieto,dkk,200; Pepparad dkk,2000; Zwillich,2000).

Gangguan Irama Tidur Sirkadia. Sebagian besar fungsi tubuh mengikuti siklus atau irama internal yang disebut dengan irama sirkadia. Yang berlnagsung selama 24 jam. Bahkan dalam situasi yang penuh aktivitas, biasanya mereka dapat mengikuti  jadwal tidur bangun relative normal.
Orang dengan gangguan irama tidur sirkadia irama tidurnya cenderung   terganggu karena ketidakcocokan antara tuntutan jam tidur  yang ditetapkan oleh seseorang dengan  siklus  internal tidur –bangun orang  tersebut. Gangguan pada pola tidur  normal yang disebabkan oleh ketidakcocokan ini dapat menyebabkan insomnia atau hipersomnia. Seperti gangguan tidur lainnya ketidakcocokan yang berlangsung terus menerus dan  cukup parah sehingga menimbulkan tingkat stress yang signifikan atau hendaya  terhadap kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam peran, sosial, pekerjaan dan peran lainnya. Penanganan dapat  melibatkan program  penyesuaian secara bertahap  pada jadwal tidur  untuk menjadikan system  sirkadia seseorang sesuai dengan perubahan jadwal  tidur bangun  (Dahl,1992).
2.   Parasomnia (Parasomnias)  adalah  perilaku abnormal atau peristiwa fisiologis  yang muncul pada saat  tidur pada ambang  batas antara saat terjaga dan tidur . diantara berbagai benu parasomnia  lebih umum  adalah gangguan mimpi buruk, gangguan terror tidur, dan gangguan tidur sambil berjalan.
            Gangguan Mimpi Buruk  (Nightmare Disorder) merupakan proses terjaga  dari tidur  secara berulang karena mimpi yang menakutkan . biasanya mimpi buruk berupa cerita panjang yang menakutkan, diserang, diancam, atau dilukai. Mimpi buruk cendeung dapat diingat dengan jelas saat bangun. Meskipun kesadaran diperoleh setelah abangun dari mimpi buruk namun  kecemasan dan ketakutan tetap bertahan   dan menghalangi mereka untuk tidur kembali. 

            Mimpi buruk sering dihubungkan dengan  pengalaman traumatis dan umumnya  lebih sering terjadi ketika individu  berada dalam keadaan stress.  Mimpi buruk umumnya muncul saat tidur REM  periode REM ccenderung lebih panjang dan  mimpi muncul selama REM  lebih intensif  pada periode setengah terakhir dari tidur jadi biasanya mimpi buruk muncul pada larut malam atau menjelang subuh.  Meskipun mimpi buruk berisi aktivitas motorik yang hebat (melarikan dri dari serangan, dll) pemimpi cenderung  menunjukkan sedikit aktivitas otot. Proses biologis  yang sama mengaktivkan mimpi termasuk mimpi buruk. Akan menghambat  gerakan tubuhm mengakibatkan suatu jenis kelumpuhan. Hal ini yang menghalangi  pemimpi untuk tidak turut melompat atau menghindari dibalik lemari seperti dalam mimpinya.

            Gangguan Teror Tidur   biasanya berupa tangisan atau teriakan menyayat dimalam hari. Sebagian besar terjadi pada anak-anak. Anak biasanya akan terduduk, terlihat ketakutan dan menunjukkan proses terjaga yang ekstrem  (keringat berlebih, detak jantung dan bernafas dengan cepat)  lalu anak mulai berbicara tidak kohern  atau  bercerita namun tetap tidur, , jika anak itu sudah benar-benar bangun maka  ia mungkin tak dapat mengenali  atau mungkin menorong orang tuanya, setelah beberapa  menit ia akan kembali tertidur dan tidur denan nyenyak. Keesokan harinya ia akan bangun tetapi tidak mengingat pengalamannya tersebut. Serangan ini disebut dengan terror tidur.  Terror dalam tidur cenderung muncul pada sepertiga awal tidur dan belum memasuki tahap REM. (Dahl,1992).

            Gangguan  Teror tidur (Sleep terror disorder)  meliputi episode terror dalam tidur yang berulang  yang menghasilkan proses terjaga secara tiba-tiba  dan dimulai dengan teriakan panic (APA,2000). Jika orang terjaga saat tidur maka ia akan terlihat bingung dan mengalami disorientasi  untuk beberapa menit.

            Gangguan terror tidur pada anak-anak  biasanya muncul dimasa remaja.  Lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan. Sedangkan presentasi pada orang dewasa pada dua gender tersebut sama saja. Pada orang dewasa gangguan cenderung kronis,  dimana selama itu frekuensi dan  intensitas  episode tersebut meningkat dan menghilang dari waktu kewaktu.

            Gangguan Tidur Berjalan (Sleepwalking disorder) melibatkan episode berulang  dimana orang yang sedang tidur bangkit dari empat tidur dan berjalan sekitar  rumah sambil tetap tidur. Orang yang mengalami episode ini cenderung berada dalam keadaan tidur yang lebih dalam, yaitu yang tidak bermimpi (tidak ada kehadiran mimpi).  Jika gangguan tersebut  cukup parah akan  menyebabkan stress yang signifikan  karena ketidakmampuan melakukan fungsi secara baik.  Gangguan tersebut banyak terjadi pada anak-anak.  Penyebabnya belum pasti, namun diduga factor genetic  maupun lingkungan tuurut terlibat (Hublin, dkk,1997).
Orang dengan gangguan tidur berjalan sering menghindari menabrak barang, namun tidak banyak pula  terjadi  kecelakaan. Orang yang tidur berjalan cenderung memiliki tatapan kosong pada wajah mereka selama periode tersebut berlangsung. Umumnya tak responsive dengan orang laindan  sulit terbangun. Ketka terjaga mereka hanya bias mengingat sedikit dari pengalaman mereka semalam. Jika terjaga saat episode tersebut mungkin mereka akan merasa kebingungan dan mengalami disorientasi  beberapa saat, tetapi kemudian aakn mengalami kesadaran penuh. 


 




Penanganan Gangguan Tidur
Beberapa orang  menggunakan obat-obat  tidur yang disebut dengan hipnotik, namun ada beberapa  bentuk pendekatan lain selain nonfarmakologik,  terutama terapi kognitif perilau muncul kepermukaan.


Pendekatan Biologis
Obat-obatan antikecemasan biasanya digunakan untuk menangani insomnia misalnya saja kelompok oat penenang minor yang disebut dengan Benzodiazepine( Valium, Librium dan Ativan). Obat-obat anti kecemasan  bekerja dengan cara mengurangi  tingkat terjaga dan  membangkitkan perasaan tenang karenanya membuat orang semakin mudah tidur. 
Obat-obat tidur cenderung  untuk menghilangkan tidur REM (tahap dimana tidur mimpi tidak dihadirkan).  Yang menganggu dari fungsi restorative  dari tidur. Obat-obatan  tersebut  menyebabkan  bengong atau perasaan “menggantung” keesokan harinya yang diasosiasikan dnegan  rasa kantuk disiangharinya dan menurunnya kerja.
Pengguna juga dapat mengalami ketergantungan psikologis dengan pil  tidur. Karena itu, mereka dapat mengembangkan kebuthan psikologis akan pengobatan dan mengasumsikan bahwa mereka tidak akan mampu tidur tanpa obat tidur.
Tidak mengherankan  bila ada sediki bukyi  tentang manfaat jangka panjang  dari terapi obat setelah putus zat (morin dan worten,1996). Mengandalkan pil tidur tidak mengatasi  penyebab yang mendasari masalah  atau membantu orang belajar cara mengatasinyasecara efektif.  Jika obat hipnotis seperti benzodiazepine ditujukan pada masalah tidur , obat tersebut hanya boleh digunakan dalam waktu singkat saja (paling lama beberapa minggu) dan dengan dosis serendah mungkin (demet,1992; Kupfer dan Reynolds,1997). Tujuan seharusnya untuk melegakan  sementara hingga hasil klinisi  dapat membantu klien tersebut  menemukan cara efektif dalam  mengatasi sumber stress dan kecemasan  yang menyebabkan insomnia.

Pendekatan Psikologis
Pendekatan psikologis memiliki  keterbatasan terhadap insomnia primen. Namun secara keseluruhan pendekatan dengan penanganan kognitif-behavioral  menghasilkan manfaat penting dalam menangani kasus insomnia kronis, seperti diukur  dalam sejumlah waktu yang dibutuhkan untuk tidur.  Dan jumlah terjaga pada malam hari maupun  peningkatan kualitas  tidur (Currie,dkk,2000;Edinger,dkk,2001; Espie,dkk2001)
            Teknik kognitif behavioral menekankan  pada jangka pendek dan berfokus pada  penurunan kondisi fisiologis yang timbul, memodifikasi kebiasaan tidur yang maladaptive dan mengubah pemikiran  yang disfungsional. Terapis kognitif behavioral biasanya menggunakan  kombinasi dan beberapa teknik diantaanya  control stimulus, pemantapan siklus tidur bangun yang teratur, latihan relaksasi dan  restrukturisasi rasional.


Beberapa  teknik yang membantu  anda memiliki kebiasaan tidur adaptif :

1.      Berisirahat ditempat tidur hanya jika anda merasa ngantuk
2.      sebisa mungkin batasi waktu ditempat tidur hanya  untuk tidur saja. Hindari menonton tv atau  membaca ditempat tidur
3.      jika setelah sampai 10 sampai 20 menit  berbaring  di tempat tidur  anda masih belum tidur juga , bangkit dari tempat tidur, tinggalkan kamar tidur dan buat mood anda menjadi santai dengan membaca, mendengarkan musik  yang menenangkan atau latihan relaksasi.
4.      melakukan rutinitas teratur. Tidur lebih lama untuk mengganti tidur yang hilangdapat  mengubah jam tubuh anda. Setiap hari setel jam weker  anda pada jam sama dan  bangunlah tanpa menghitung  sudah berapa lama anda tidur.
5.      hindari tidur siang. Anda akan merasa tidak terlalu ngantuk  pada jam tidur malam jika anda tidur pada siang harinya.
6.      hindari merenung ditempat tidur.  Jangan memfokuskan diri untuk menyelesaikan masalah ayau mengatur sisa hidup anda ada saat anda berusaha untuk tidur. Katakana pada diri anda bahwa anda   memikirkannya besok. Bantu diri anda memasuki kerangka berpikir  yang lebih mengandung  anda untuk tidur dengan membantu fantasi  mental atau  perjalanan pikiran  atau biarkan saja pikiran anda mengalir dari kesadaran. Jika  ada ide penting datang pada anda,  jangan pelajari dulu pikiran dalam anda. Tuliskan  pada memo sehingga anda tidak akan lupa. Jika pikiran itu tetap bertahan, bangunlah dan ikutilah kemana pikiran itu pergi.
7.      tempatkan diri anda dalam rangka pemikiran yang bersifat santai sebelum tidur. Sejumlah orang menghabiskan waktu sebelum tidur dengan membaca, yang lain  menonton TV atau hanya beristirahat secara tenang. Lakukan apapun yang anda rasakan paling  menenangkan, anda akan menyadari bahwa ternyaa  nenbantu sekali untuk mempraktikkan teknik-teknik  menurun tingkat ketergugahan yang telah didiskusikan sebelumnya, seperti meditasi, atau relaksasi progreif diantara rutinitas waktu tidur.
8.      menciptakan jadwal latihan fisik yang teratur pada siang hari,latihan yang teratur  pada siang hari (Tidak sesaat sebelum tidur) dapat membantu  mrmbantu rasa kantuk saat beristirahat.
9.      hindari menggunakan atau meminum-minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh pada sre atau malam hari. Hindari pula minuman beralkohol. Alkohol dapat mengganggu  pola tidur  yang normal (menurunkan kualitas tidur , tidur  REM dan  efisiensi  tidur) bahkan  jika dikonsumsi 6 jam sebelum waktu tidur (Landolt,dkk,1996)
10.  melatih restrukturisasi rasional. Mengganti pemikiran self-defeating dengan alternatif lainnya. Diantaranya :


Pikiran-pikiran yang berifat Self-defeating
Pikiran-pikiran alternatif
“ Saya harus tertidur sekarang  atau saya akan kacau  besok”
“saya mungkin merasa lelah  tetapi saya penah dapat melewatinya hanya dengan tidur sebentar sebelumnya. Saya akan dapat menggantinya  besok dengan tidur lebih awal”
“apa yang terjadi dengan saya sehingga tidak dapat tidur ?’
“berhenti menyalahkan diri sendiri . kamu tidak dapat mengontrol  tidurmu. Biarkan saja apa yang tejadi terjadilah.”
“Jika saya tidak tidur sekarang, saya tidak akan mampu utnuk berkonsentrasu  menghadapi ujian besok(konferensi, rapat)”
“konsentrasi saya mungkin akan sedikit terganggu tetapi saya tidak akan gagal. Tidak ada gunanya menghancurkan suatu yang berada diluar proposrsi. Saya juga dapat bangun  sebentar dan menonton TV sebentar daripada berbaring disini sambil termenung.”

Sumber:
Nevid, Jeffrey S, Spencer A. Rathus, dan Beverley Greene. 2003. Psikologi Abnormal.  Jakarta :Erlangga.  

Link terkait:

http://www.e-psikologi.com/epsi/kesehatan_detail.asp
http://medicastore.com/seminar/108/Dampak_Insomnia_Terhadap_Kesehatan_Tubuh.html