Selasa, 16 November 2010

Novel : Jadie dan Inoue


Jadie  : Tangis Tanpa Suara

 Judul asli :  Ghost Girl : the true story pf a Child in Peril and the teacher who saved her.
Tahun           : 2004
Pengarang    : Torey Hayden
Penerbit         : Qanita-Mizan
Hal                 :  512 halaman

“ Di kelas Torey hayden kali ini ada Reuben yang autistic, Philip yang kecanduan obat sejak lahir karena ibu kandungnya pecandu; jeremiah Indian kecil yang emosional dan banyak omong serta Jadie gadis berusia delapan tahun yang selalu berjalan dengan posture membungkuk hingga tubuhnya seolah terlipat dua dan yang paling parah—tidak pernah sudi bicara.

Berbekal pengalaman mengenai anak-anak dengan gangguan elective mutism (keenganan bicara) dengan mudah Torey membuat  Jadie bersedia membuka mulut. Namun justru  kisah-kisah yang diungkap gadis kecil  itu menguji  kegigihan dan komitmen Torey sebagai seorang guru…”


Penggalan cerita diatas diambil dari sebuah  novel yang berjudul “Jadie” karya Torrey Hayden. Seorang guru berkebutuhan khusus dan psikolog. Kali ini, Torrey menceritakan kisahnya dalam menangani anak dengan gangguan schizophrenia, dan  mengalami kekerasan seksual.  

Dari sekian banyak buku yang dipublikasikan, jadie adalah satu-satunya seri yang “gelap” dibandingkan beberapa buku-buku Torey lainnya. Mungkin karena Torey benar-benar mampu menggambarkan dengan jelas  setiap hal yang dilakukan ataupun diucapkan oleh jadie (dan cirri khas dari Torey, beliau memang pandai mendeskripsikan setiap tindakan –mungkin karena ia seorang psikolog yang lebih banyak ahli dalam observasi).

Personally, Novel jadie  bukan novel yang dikhususkan untuk bacaan santai penghilang stress dan bukan untuk semua kalangan. Jadie sebaiknya tidak dibaca oleh anak-anak, ataupun remaja tanggung (12-16 tahun), karena banyak hal-hal yang ditulis terlalu seram, seperti misalnya bagaimana jadie menceritakan kisah-kisah traumatiknya tentang Tashee “teman bayangannya” melalui boneka-bonekanya, bagaimana jadie sering berteriak dan mengatakan ceritanya dengan “polos”nya.  namun perlu dibaca bagi orang tua atau dewasa sebagai sebuah referensi dalam mengasuh anak



 Aku  Terlahir 500 gram dan aku buta

 Pengarang        : Miyuki Inoue
Tahun terbit      : 2007
Penerbit              : Elex media Komputindo
Hal                      : 183 hal

Miyuki hanya hidup berdua dengan ibunya. Ayahnya telah meninggal ketika miyuki ada dalam kandungan ibunya. Sewaktu lahir Miyuki hanya seberat 500 gram dan hamper tak tertolong. Berkat dokter Futaka yang selalu berbaik hati pada miyuki dan ibunya,  miyuki dapat hidup hingga saat ini. Namun akibat terlalu lama berada dalam inkubator, miyuki menjadi buta. Ibunya terus memberi miyuki motivasi selama berada dalam incubator dan selalu membisikkan kata-kata semangat padanya “hiduplah anakku….hiduplah anakku…”.

 kebutaan tidak menjadikan halangan bagi Miyuki untuk berprestasi. Sejak kecil, ibunya mengajarinya dengan keras. Miyuki kecil tidak diperlakukan secara khusus oleh ibunya. Ibu miyuki selalu menganggap miyuki sebagai seorang anak yang normal dan mengajarinya untuk mandiri. Sejak kecil miyuki dimasukkan ke sekolah luar biasa dan selalu mendapatkan juara kelas,  ia juga gemar menulis, dan selalu mendapatkan  juara dalam berbagai perlombaan menulis. 

Buku ini memberikan banyak pelajaran dan gambaran tentang hidup seseorang meskipun tak dapat melihat namun banyak hal yang masih bisa dilakukan, bahkan naik sepeda ( Miyuki mampu mengendarai sepeda). Sikap disiplin dan pantang menyerah yang dicontohkan ibu miyuki kpadanya patut ditiru, begitu juga miyuki yang tidak menyerah dengan keadaanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar